Sebelum memulai berbisnis, menentukan harga jual produk jadi langkah penting yang wajib dilakukan agar kamu tidak merugi. Dengan memilih harga jual yang tepat bisa membuatmu untung lebih banyak sekaligus membuat pelanggan lebih puas. Berikut ini cara menentukan harga jual produk di pasaran terbaru untuk pemula.
Pertama, ada cara menentukan harga berdasarkan biaya yang dikenal sebagai cost based pricing. Cara ini menentukannya berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan untuk sebuah produk lalu ditambah dengan keuntungan yang diinginkan.
Nah, untuk biaya tersebut juga sudah mencakup bahan dan biaya operasional bisnis lainnya, seperti transportasi, gaji karyawan, listrik, iklan, atau biaya promosi.
Setelah dihitung berapa jumlah biaya produksinya, lalu ditambahkan dengan persen keuntungan yang mau didapatkan dari hasil bisnis tersebut.
Metode ini berbeda dari sebelumnya, sebab disini kamu harus melakukan survei terhadap target pelanggan. Survei yang dilakukan bisa berupa kuesioner atau pertanyaan-pertanyaan seputar gambaran produk kamu.
Setelah survei ini, maka bisa membuatmu lebih matang dalam menentukan harga jual produk. Kekurangan metode ini yaitu kamu akan cenderung mengabaikan biaya produksi dan kompetisi harga apabila terlalu tinggi fokus pada pelanggan.
Kamu juga bisa menentukan harga produk dengan cara melihat kompeitis harga di pasaran. Jika sudah tahu harga pesaing, maka setidaknya kamu sudah mempunyai patokan harga.
Hal tersebut bukan berarti kamu harus meletakkan harga yang sama seperti pesain. Apabila produk itu jauh berkualitas beserta kemasannya menarik, maka tidak menutup kemungkinan untuk menetapkan harga jual yang lebih tinggi.
Sayangnya, kekurangan metode ini yaitu kamu akan mengabaikan biaya produksi apabila terlalu fokus dengan harga pesaing. Sehingga hal tersebut membuat kamu harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk riset pasar.
Baca Juga : Dasar-dasar untuk Menentukan Harga Jual Sebuah Produk
Harga keystone, penentuan ini dengan menjumlahkan 2 x harga grosir atau biaya perolehan produk.
Jika dilihat sekilas, memang harga keystone kurang lebih seperti harga markup. Namun, biasanya markup sendiri meletakkan nilai jual yang jauh lebih tinggi. Tak tanggung-tanggung, ada yang bahkan mencapai 100%.
Pada umumnya, penetapan harga keystone ini sangat banyak digunakan department store. Tentu saja, penetapan harga tersebut bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan saja.
Akan tetapi, juga mmepetimbangkan beberapa kondisi seperti, adanya barang yang tak laku yang harus diretur. Akibatnya, kamu harus rugi. Sehingga harus dipasang harga jual yang pas.
Apabila ingin menerapkan metode tersebut, pastikan dulu ya kalau kamu sudah mempertimbangkan semua aspek. Sehingga, bisnismu tetap mempunyai pelanggan.
Metode ini digunakan untuk menentukan harga jual produk juga, tetapi ini ditentukan oleh pelanggan. Jadi, intinya sebuah produk disesuaikan dengan nilai yang sudah direkomendasikan oleh pelanggan.
Biasanya, terdapat sebuah indikator yang mesti dipenuhi dari pelanggan. Sehingga, penjual pun dapat menentukan harga jual bisnisnya.
Lantas, dimanakah bisa didapatkan nilai dari pelanggan? Bisa melalui riset atau survei yang dilakukan. Dari sinilah, kamu bisa memperkirakan berapa harga jual yang pas.
Nah, pada umumnya teknik penentuan harga jual ini lebih banyak dipakai dalam penjualan produk koleksi yang langka dan unik, contohnya karya seni.
Beberapa penjual kadang mengeluhkan teknik ini cukup sulit diterapkan dalam bisnis, walaupun masih ada yang menggunakannya dan sukses dengan metode tersebut.
Setidaknya ada dua hal yang bisa dilakukan untuk menerapkannya. Pertama, melakukan riset dulu, lalu langsung ditentukan harga jual dengan nilai tinggi dari awal.
Ini adalah metode yang seringkali digunakan saat kamu membuka bisnis langka. Sebab, tidak ada pesaing. Sehingga, kamu harus menentukan harga jual sendiri.
Namun, tak terkecuali kadang harga produknya bisa berada diatas harga ini. Bisa jadi karena produknya yang sangat langka dan sulit ditemukan.
Sedangkan, harga jual yang lebih rendah dari MSRP bisa terjadi saat stoknya sedang melimpah.
Jadi, pada intinya ini disesuaikan dengan kondisi pasar serta kebijakan penjual masing-masing.
Dalam metode ini, memang benar, perubahan harga adalah suatu hal yang tidak mustahil terjadi. Walaupun kadang sudah menggunakan label MSRP, tetapi selalu ada kemungkinan dimana produsen melakukan perubahan harga jadi lebih tinggi ataupun rendah.
Sebenarnya tidak terlalu jadi suatu masalah. Terlebih, jika permintaan pasar memang sedang tinggi. Sehingga, harga tinggi yang ditetapkan pun justru membawa keuntungan.
Baca Juga : Harga Grosir adalah: Arti, Perbedaan, dan Perhitungan Profit
Keempat, ada harga margin juga yang bisa dijadikan sebagai penentu harga jual produk. Penentuan berdasarkan margin ini menimbang jumlah produksi serta perkiraan profit yang bakal diambil.
Contohnya, kamu membuka bisnis makanan bermodalkan uang Rp 15.000 dan hendak menjual sekitar RP 18.750. Sehingga untuk cara menghitungnya menggunakan rumus ini.
Margin = (harga jual-biaya produksi)/ harga jual
Itulah beberapa cara menentukan harga jual produk di pasaran untuk pemula. Memang, pada dasarnya masing-masing cara memiliki kelebihannya dan kekurangannya tersendiri. Sehingga, kamu hanya perlu menyesuaikan saja manakah cara paling tepat untuk bisnismu.
Untuk kamu yang sedang menjalankan bisnis, perlu dipahami dengan baik cara menentukan harga jual ini. Terdapat banyak sekali metode perhitungannya. Sejak membangun bisnis, pastikan kamu tidak akan mengubah metode yang digunakan.
Dengan demikian, penjualan bisnis dapat berjalan dengan semestinya dan konsisten hingga akhir. Agar lebih tertata transaksi dalam bisnis, gunakan Koala+ untuk mempermudah pengelolaan transaksi usaha.
Aplikasi ini merupakan partner bisnis resmi Facebook yang terintegrasi dengan WhatsApp Business API, dengan keunggulan chat otomatis yang memudahkan proses transaksi online. Dengan begitu, kamu bisa melayani pelanggan dengan jauh lebih baik dengan satu sistem yang lengkap dan praktis dari Koala+