Sebagai seorang pebisnis, kamu harus tahu strategi penetapan harga jual yang baik dan benar. Harga merupakan salah satu aspek penting pada suatu produk. Jika cocok, harga bisa menemukan target pemasaran sendiri. Kenapa? Karena harga menjadi pertimbangan utama ketika konsumen ingin membeli suatu produk.
Ada beberapa strategi penetapan harga yang perlu diketahui oleh pemula. Masing-masing kategori strategi memiliki definisi serta cara kerja berbeda-beda. Sebelum memilih strategi yang akan digunakan, kamu harus melakukan penelitian kebutuhan dan sumber daya yang dimiliki. Berikut ini jenis-jenis dari strategi penetapan harga :
Cost-Plus Pricing merupakan strategi yang mudah dan umum dijumpai. Dalam strategi ini kamu tidak memperhatikan permintaan pasar atau kompetisi yang ada di sana. Seperti, kamu adalah penjual rujak buah. Membutuhkan Rp 7 ribu untuk membeli bahan-bahan. Disamping itu kamu ingin keuntungan sebesar Rp5 ribu.
Jadi harga penjualan rujak buah = Rp7.000 + Rp5.000 + Rp13.000
Strategi ini biasa juga disebut dengan markup pricing.
Break event point biasanya disingkat BEP, yaitu penetapan berdasarkan total biaya yang sudah dikeluarkan dan hasil yang diterima secara keseluruhan. Biasanya yang menetapkan strategi ini antara keuntungan maupun kerugian hasilnya seimbang.
Baca Juga : Harga Grosir Adalah: Arti, Perbedaan, dan Perhitungan Profit
Strategi jenis ini merupakan penetapan harga atau disebut dengan penetapan harga kompetitif atau penetapan harga berbasis pesaing. Strategi ini menggunakan harga pesaing sebagai tolak ukurnya. Jadi, kamu bisa memberi harga produk sedikit di bawah, sama atau sedikit diatas pesaing.
Strategi ini yaitu penetapan harga secara skimming adalah saat perusahaan menetapkan harga setinggi mungkin untuk produk baru, selanjutnya menurunkan harga seiring waktu karena produk tersebut sudah menjadi tidak populer.
Merupakan strategi penetapan harga dinamis atau dikenal juga sebagai penetapan harga lonjakan, penetapan harga permintaan, atau penetapan harga berdasarkan waktu. Strategi ini adalah penetapan harga yang fleksibel di mana harga berfluktuasi berdasarkan permintaan pasar dan pelanggan.
Strategi penetapan harga dengan memasang harga barang-barang tertentu lebih murah dibanding dengan harga rata-rata di pasaran. Meskipun resikonya bisnis bisa mengalami kerugian, tetapi strategi ini bisa menarik pelanggan membeli produk lain di toko yang sama.
Jadi saat membeli barang dengan harga yang lebih murah, tentu akan membuat pembeli melihat barang lain yang dijual di toko tersebut. Sangat mungkin untuk membeli barang lain karena sudah mengetahui dan harganya lebih murah dibanding yang lain.
Sebelum menentukan harga jual produk yang akan kamu jual, perlu untuk memperhatikan beberapa faktor berikut ini :
Faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum menetapkan harga jual produknya, yaitu biaya. Biaya yang dimaksud yaitu biaya produksi mencakup bahan baku, tenaga kerja, dan biaya tambahan lainnya. Seperti, biaya sewa, biaya pengiriman, alat produksi dan lain sebagainya. Untuk menentukan harganya yang masuk akal, yakni dengan menetapkan harga jual produk lebih tinggi dibanding biaya rata-rata produksi.
Semakin besar selisih harga jual yang ditetapkan dari biaya produksi, akan semakin tinggi pula keuntungan yang bisa didapatkan.
Identifikasi produk yang akan kamu jual, jika produk bisnis termasuk produk massal, tentukan harganya berdasarkan harga rata-rata produk lain yang dijual oleh competitor. Namun jika produk yang akan kamu jual adalah produk terdiferensiasi, bisa menentukan harga premium. Biasanya jika relative tinggi harga tersebut, pembeli akan menganggap kualitasnya lebih baik.
Lihat target pasar yang akan kamu targetkan untuk memasarkan produk. Misalnya, mempertimbangkan harga pesaing yang produknya sama dengan bisnis kamu. Cari tahu lokasi, bahan baku dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga jual produk. Jika sudah menentukan pasar barunya untuk target, dengan menetapkan harga jual yang rendah mungkin akan berhasil mendapatkan banyak keuntungan dan pelanggan.
Nah dengan begitu, kamu bisa mencapai penghasilan pada rata-rata yang diinginkan, sehingga biaya produksi bisa diminimalkan.
Baca Juga : Perbedaan Pemasaran dan Penjualan yang Wajib Diketahui
Selanjutnya, faktor yang penting yaitu mempertimbangkan pelanggan. Cari tahu seberapa banyak permintaan produk yang kamu jual. Pada produk tertentu, dengan menurunkan produk bisa meningkatkan permintaan. Namun, hal ini tidak berlaku sama, justru ada beberapa produk yang semakin tidak diminati ketika harganya terlalu murah. Hal ini karena pembeli berfikir jika harga murah menandakan kualitasnya kurang baik.
Jadi, sebagai pebisnis pintar-pintar lah untuk menganalisis calon pembeli potensial sebelum kamu menentukan harga jual produk.
Sebelum menentukan harga jual produk kamu juga bisa untuk melihat competitor terlebih dahulu. Kamu bisa menetapkan harga jual di bawah, sama atau di atas rata-rata dari harga jual produk competitor. Pilih opsi tersebut sesuai dengan tujuan bisnis dan produk kamu.
Tidak ada cara yang sempurna untuk menetapkan harga, namun strategi harga yang cerdas melibatkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan, serta informasi apa yang harus dikumpulkan.
Itulah pengertian dan beberapa strategi penetapan harga produk. Sekarang kamu bisa menetapkan harga produk dengan memperhatikan faktornya dan memilih menggunakan strategi yang tepat.
Jika kamu memiliki bisnis kuliner, disarankan menggunakan aplikasi bisnis khusus resto yaitu Koala Resto. Aplikasi akan membantu kamu mengelola usaha kuliner. Pada aplikasi ini, tersedia banyak fitur canggih untuk atur transaksi, keyboard jualan, template chat, website jualan, dan kontak pelanggan.