Contoh rekapitulasi jurnal adalah tahapan penting dalam sebuah akuntansi. Jika ada kesalahan dalam pembuatan rekapitulasi ini, pembukuan tidak bisa dilanjutkan ke buku besar. Bagi kamu yang masih belum paham, yuk simak pengertian rekapitulasi jurnal hingga fungsi dan contoh lengkap dibawah ini.
Rekapitulasi adalah ringkasan pada akhir laporan atau hitungan. Dalam akuntansi, rekapitulasi merupakan hasil penjumlahan secara menyeluruh dari masing-masing kolom debit dan kredit yang ada pada jurnal transaksi.
Jadi, rekapitulasi dilakukan setelah jurnal selesai dibuat dan sebelum posting atau memindahkannya ke buku besar. Lalu apa pentingnya rekapitulasi ini? Rekapitulasi penting untuk menghindari kesalahan dalam proses pemindahan jurnal ke buku besar.
Pemindahan data yang tepat akan memudahkan proses selanjutnya dalam siklus akuntansi. Selain itu, masih ada beberapa fungsi rekapitulasi jurnal yang penting untuk kamu ketahui. Apa saja? Simak dibawah ini.
Baca Juga : Contoh Laporan Penjualan yang Tepat untuk Usaha Kecil
Setiap kegiatan dalam sebuah siklus akuntansi tentu memiliki fungsi dan manfaatnya sendiri-sendiri. Begitu pula dengan rekapitulasi jurnal ini, manfaat utamanya adalah mempermudah bagian keuangan atau akuntan untuk memindahkan isi jurnal ke dalam buku besar. Namun tak hanya itu saja, fungsi lainnya juga masih ada, seperti:
Dalam rekapitulasi jurnal, ada beberapa keseimbangan saldo yang perlu dihitung. Jika saldo sudah seimbang artinya semua data sudah benar. Namun sebaliknya, ketika jumlah saldo tidak seimbang antara debit dan kredit, artinya ada kesalahan dengan keuangan perusahaan.
Jika sudah mengetahui letak kesalahan keuangan yang terjadi lalu membetulkannya, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan rekap jurnal tadi ke dalam buku besar. Jadi dapat dikatakan pembuatan rekap tersebut proses koreksi sebelum memposting data ke dalam buku besar.
Fungsi lain dari kegiatan merekapitulasi jurnal ini adalah mengidentifikasi bukti transfer. Dalam sebuah perusahaan tentu ada banyak bukti transfer dari transaksi-transaksi yang telah terjadi. Ada yang berbentuk kwitansi, memo, faktur, dan lain sebagainya.
Sebelum memasukkan data jurnal ke dalam buku besar, setiap transaksi harus benar-benar dilakukan pengecekan dengan cara mengidentifikasi buktinya. Biasanya hal tersebut dilakukan ketika membuat rekapan.
Dalam membuat buku besar yang perlu dilakukan adalah melakukan pencatatan waktu serta jumlah transaksi sesuai data baik itu yang ada pada kolom debit dan kredit. Selain itu, perlu juga melakukan pengisian kolom referensi dengan nomor halaman yang ada pada jurnal. Untuk kolom referensi yang lain diisi dengan data pada akun rekap.
Jika melakukan rekapan jurnal lebih dulu, kolom debit dan kredit sudah dapat dipastikan jumlahnya seimbang. Hal tersebut akan memudahkan proses pemindahan data dari jurnal tadi ke dalam buku besar. Selain itu laporan yang didapatkan bisa lebih lengkap dan terperinci.
Setelah mengetahui pengertian serta fungsi dari rekapitulasi jurnal, sekarang mari mencari tahu bagaimana cara membuatnya. Langkah-langkahnya tidak sulit dan bisa dilakukan sendiri dengan mudah dan cepat.
Sebelum itu perlu diingat, jurnal di sini ada dua jenis yaitu jurnal umum dan khusus. Jurnal umum ini merupakan laporan keuangan yang digunakan untuk mencatat seluruh bukti transaksi di satu periode keuangan. Untuk jurnal khusus ini mencatat transaksi yang terjadi berulang kali.
Pembuatan rekapitulasi ini bisa dilakukan pada kedua jenis jurnal tadi. Namun biasanya yang ada rekapannya hanya jurnal khusus yang meliputi, jurnal pembelian, penjualan harian, pengeluaran kas, pembayaran gaji, penerimaan kas, dan jurnal memorial.
Langkah yang harus dilewati untuk bisa membuat rekap jurnal dengan baik dan benar sendiri diantaranya:
Saat akan melakukan rekap jurnal, hal pertama yang harus disiapkan adalah jurnal yang akan direkap. Lakukan pengelompokkan jurnal sesuai jenisnya. Ini agar bisa mempermudah proses merekap.
Jika sudah mengelompokkan jenis jurnal yang akan direkap, langkah selanjutnya adalah membuat tabel. Pastikan untuk membuat tabel dengan urutan transaksi dengan nomor akun ada di bagian paling atas.
Setelah pembuatan tabel sudah selesai dengan format yang berurutan, langkah selanjutnya adalah melakukan pencatatan nomor akun dan besaran dari transaksinya. Besaran transaksi itu dijumlahkan dan dihitung secara keseluruhan atau totalnya di bagian akhir tabel.
Langkah terakhir cara membuat rekapitulasi jurnal adalah memastikan jurnal yang direkap sudah seimbang saldonya. Hal ini membutuhkan ketelitian dan fokus yang tinggi. Jika ada perbedaan jumlah saldo, maka nantinya harus melakukan rekap jurnal ulang.
Baca Juga : Contoh dan Manfaat Laporan Penjualan Wajib Diketahui
Jika sudah tahu cara membuat rekapan jurnal, saatnya untuk mulai membuatnya sendiri. Untuk bisa lebih paham dan mempunyai gambaran yang lebih jelas, langsung saja lihat contoh rekapitulasi jurnal berikut ini.
Tanggal |
Nomor Faktur |
Ket. |
Ref. |
Syarat Pembayaran |
Piutang Dagang (D) Penjualan (K) |
01/10/22 |
AOI 01 |
PT. Hidup |
3/10, n/30 |
Rp10.000.000 |
|
15/10/22 |
AOI 01 |
PT. Bahagia |
4/15, n/30 |
Rp5.000.000 |
|
20/10/22 |
AOI 01 |
PT. Sejahtera |
5/10, n/30 |
Rp7.000.000 |
|
26/10/22 |
AOI 01 |
PT. Hidup |
4/10, n/30 |
Rp3.000.000 |
|
Jumlah |
Rp25.000.000 |
Itulah contoh rekapitulasi jurnal lengkap dengan pengertian, fungsi dan cara membuatnya. Jika kamu sedang menjalankan bisnis, sangat disarankan menggunakan aplikasi bisnis terbaik seperti Koala+. Aplikasi dilengkapi fitur Broadcast Message yang bermanfaat untuk menyebarkan promosi toko ataupun produk melalui pesan broadcast Whatsapp Business API.
Ada juga fitur Chatbot yang bisa digunakan untuk membalas pesan pelanggan lebih cepat. Selain itu, ada juga fitur Manajemen Produk & Transaksi yang bisa digunakan untuk membantu kamu mengelola produk, transaksi maupun membuat website jualan yang sudah terintegrasi dengan Koala.