Segmentasi demografis adalah sebuah proses segmentasi yang biasa dilakukan, termasuk dalam bisnis. Segmentasi sendiri sudah biasa digunakan untuk memberikan target yang jelas di suatu pasar. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas segmentasi demografis serta kegunaannya dalam bisnis.
Segmentasi sendiri bukan hal yang tidak biasa. Segmentasi pasar biasa dilakukan oleh pelaku bisnis untuk memetakan para pelanggannya. Dengan memetakan hal tersebut, sebuah bisnis dapat mengenali perilaku pelanggannya sehingga dapat menjalankan rencana bisnis secara tepat agar menjadi optimal.
Pelanggan adalah bagian penting dari sebuah bisnis. Tentu tidak mungkin sebuah bisnis bisa berjalan tanpa adanya pelanggan. Karena itu, sebaiknya bisnis harus mempunyai target pelanggan yang jelas dan mempelajarinya. Dengan begitu, bisnis yang kamu lakukan bisa berjalan secara efektif dan jelas arahnya.
Karena itu segmentasi mempunyai peran penting. Dengan adanya segmentasi, sebuah bisnis dapat mengetahui karakteristik dan perilaku pelanggan yang mana yang sesuai dengan bisnis yang dijalankan. Dengan begitu, target sebuah bisnis jadi lebih jelas dan hasilnya tentu jadi lebih baik.
Segmentasi Demografis
Segmentasi pasar sendiri kurang lebih terbagi menjadi 4, yakni segmentasi perilaku, segmentasi geografis, psikografis, dan segmentasi demografis. Segmentasi demografis secara kasat mata adalah segmentasi yang lebih mudah dan umum dilihat secara umum oleh orang-orang.
Demografi masyarakat di Indonesia sangatlah beragam, apalagi jumlah penduduk Indonesia kurang lebih 276 juta manusia. Karena itu, penting untuk melakukan segmentasi demografis agar pemetaan pasar tersebut bisa dilakukan demi optimalnya strategi yang akan dilakukan pada bisnis tersebut.
Segmentasi demografis sendiri bisa dibagi berdasarkan beberapa hal, seperti usia dan jenis kelamin sebagai contoh yang paling umum. Dengan segmentasi demografis, kamu bagaimana karakteristik sesuatu demografi tertentu. Contohnya, produk yang dibeli oleh remaja dan lansia tentunya produk yang berbeda. Jadi sebuah bisnis perlu melakukan segmentasi produk untuk melihat bagaimana produk yang akan ia jual termasuk di kategori mana.
Baca Juga: Cara Membuat Website Toko Online untuk Usaha Kecil
Kategori Segmentasi Demografis
Segmentasi Demografis sendiri dibagi menjadi beberapa poin, di antaranya adalah sebagai berikut.
Ada dua jenis kelamin yang terdapat di dunia, yaitu pria dan wanita. Meskipun banyak bisnis yang memasarkan produk yang unisex sehingga bisa menjadikan keduanya target. Namun ada juga merek yang menyasar salah satu jenis kelamin. Hal tersebut dikarenakan kedua jenis kelamin tersebut tentu mempunyai kebutuhan yang berbeda.
Seperti contoh, biasanya merek kosmetik akan menargetkan pada jenis kelamin wanita. Hal itu dikarenakan wanita lebih sering memakai kosmetik dibanding pria. Atau kebutuhan hamil pada wanita karena yang bisa mengandung bayi hanyalah wanita. Begitu juga pada laki-laki. Biasanya hanya laki-laki yang lebih sering memakai jas sehingga biasanya sebuah bisnis hanya menjual jas bagi pria.
Usia manusia juga berbeda-beda. Tapi secara umum dibagi menjadi empat kelompok usia, yaitu anak-anak (0-12), remaja (13-18), dewasa (19-59), serta dewasa lanjut (60++). Kelompok umur tersebut terkadang saja mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam satu kelompok. Kelompok satu dengan kelompok lainnya juga tentu saja mempunyai kebutuhan yang berbeda satu sama lain.
Sebagai contoh, ketika produsen obat menjual obat, mereka akan menjual obat dengan komposisi yang berbeda untuk kelompok umur yang berbeda. Hal itu disebabkan karena tubuh mereka memiliki perbedaan ketika mengonsumsi obat. Begitu juga susu. Biasanya pada kelompok usia dewasa lanjut, susu yang dijual berbeda dengan dewasa biasa. Hal tersebut karena kondisi tubuh dewasa dan dewasa lanjut tentunya membutuhkan nutrisi yang berbeda.
Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangatlah bervariasi, mulai dari sekolah dasar hingga gelar doktor. Hal tersebut ternyata juga berpengaruh pada segmentasi demografis. Hal itu disebabkan karena tingkat pendidikan sedikit banyak diasumsikan mempengaruhi dalam daya beli, atau juga dalam persepsi.
Sebagai contoh, jika sebuah merek mempromosikan suatu produk yang ia jual kepada masyarakat dengan tingkat pendidikan yang berbeda, sebaiknya ia tidak menggunakan terminologi yang lebih lekat pada akademis. Dengan begitu, macam-macam masyarakat dengan tingkat pendidikan berbeda dapat memahaminya.
Secara umum, kelas sosial dibagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut:
Kelas ini adalah masyarakat dengan tingkat penghasilan di atas rata-rata, mereka yang berada dalam lingkungan berpengaruh, dan lain-lain. Orang-orang yang sering disebut dengan crazy rich, termasuk dalam kelas atas. Kelas sosial yang satu ini tentu lebih mengedepankan kualitas. Jadi tidak heran bila produk yang mereka miliki merupakan produk-produk top dengan kualitas terbaik.
Biasanya para karyawan termasuk dalam kelas menengah. Mereka memiliki penghasilan yang cukup untuk kebutuhannya, namun tidak berlebih seperti mereka yang berada di dalam kelas sosial atas. Kelas menengah sendiri biasanya bervariasi namun memiliki akses pendidikan yang baik dan cukup. Pada kelas menengah ini, mereka memiliki prioritas yang cukup fleksibel dalam membeli produk.
Kelas bawah biasanya adalah mereka yang mempunyai berpenghasilan di bawah rata-rata masyarakat pada umumnya. Biasanya, mereka tidak memiliki akses yang baik untuk mengenyam pendidikan. Pekerjaan yang mereka lakukan juga seringkali kerja kasar. Masyarakat kelas ini biasanya mempunyai prioritas membeli produk kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Mengapa Online Shop adalah Bisnis yang Ramai Pembeli?
Masyarakat tentunya mempunyai penghasilan yang berbeda-beda. Apalagi industri pekerjaan saat ini sangat beragam. Mulai dari pekerjaan kreatif, pekerjaan jasa, dan lain-lain. Jadi tidak heran jika sebuah bisnis juga memikirkan poin penghasilan dalam segmentasi demografi karena berpengaruh pada daya beli mereka pada produk.
Seperti contoh masyarakat dengan penghasilan UMR tentunya tidak mampu membeli produk dengan kualitas terbaik dengan harga puluhan juta karena mereka mempunyai prioritas lain sedangkan masyarakat dengan penghasilan tinggi tentunya dapat membeli barang-barang dengan kualitas terbaik.
Setiap masyarakat biasanya mempunyai jumlah anggota yang beragam jumlahnya. Oleh karena itu, kebutuhan yang dibutuhkan oleh tiap kelompok keluarga akan berbeda. Keluarga kecil tentunya akan membutuhkan kebutuhan yang lebih sedikit dibandingkan keluarga dengan banyak anak atau sanak saudara.
Sebagai contoh, untuk kelompok masyarakat yang berkeluarga besar ada produk yang menyediakan versi family pack agar menarik perhatian para keluarga dengan jumlah anggota yang banyak. Atau misalnya sebuah restoran menyediakan makanan dengan kuantitas atau ukuran lebih besar pada suatu negara yang padat penduduk.
Demikian adalah penjelasan singkat mengenai segmentasi demografis serta hubungannya dengan bisnis. Karena sebuah bisnis pasti lekat dengan pelanggan, jadi memang sebaiknya sebuah bisnis menganalisis pelanggan agar dapat menggunakan strategi yang sesuai dan bisa meningkatkan penjualan secara optimal.
Kamu dapat menggunakan Koala untuk membantumu melayani pelanggan secara optimal seperti Broadcast Message, Chatbot, Live Customer Service dll. Tunggu apalagi, langsung aja pakai Koala!